Dorong Kontribusi Nyata Mahasiswa Kawal Pembangunan

PONTIANAK, insidepontianak.com – Mahasiswa tidak hanya dituntut pintar di bangku kuliah, namun lebih dari itu, mereka diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam pembangunan Kalimantan Barat.
Pesan ini bergema kuat dalam Talk Show "Seperempat Abad Krisis pada Pemuda" yang digelar Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalimantan Barat di Aula Rumah Dinas Wakil Gubernur Kalbar, Jumat (30/5/2025).
Acara ini menghadirkan dua tokoh penting sebagai pembicara, diantara Ketua Korps Alumni HMI (KAHMI) Kalimantan Barat, Harisson, dan Ketua Fraksi PAN DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar. Keduanya mendorong semangat mahasiswa berkontribusi nyata bagi pembangunan daerah.
Sekda Kalbar, Harisson membuka diskusi dengan membedah fenomena 'krisis kepercayaan' yang kerap melanda pemuda usia 25-30 tahun dan menghadapkan mereka pada posisi dilema.
"Di satu sisi, mereka sudah dianggap dewasa dan memiliki tanggung jawab, namun di sisi lain, terkadang mereka masih dianggap belum memiliki kapasitas atau pengalaman yang cukup," jelas Harisson.
Kondisi ini, kata Harisson, seringkali menimbulkan kebimbangan dan keraguan, menghambat potensi pemuda untuk berkarya. Namun, menurutnya, krisis ini adalah bagian dari perjalanan pendewasaan yang harus disadari.
"Yang terpenting bagaimana menyikapinya dengan terus berkarya, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara," ungkapnya.
Anggota DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar mendorong agar mahasiswa dan kader HMI khususnya tidak hanya mengawal pembangunan. Ia menaruh harapan agar mereka juga terlibat dalam pembangunan.
"Mahasiswa kita harapkan tidak sekedar memberikan masukkan, juga terlibat langsung dalam ekonomi kerakyatan," ungkapnya.
Ia mencontohkan ada berbagai program perekonomian kerakyatan yang bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat Kalbar khususnya. Misalnya saja program Koperasi Merah Putih hingga Tambang Usaha Rakyat (TUR)
Zulfydar mengungkapkan potensi ekonomi yang besar dengan hadirnya Koperasi Merah Putih. Sebab, selain dapat membuka lapangan pekerjaan, juga membuat uang berputar di Desa.
Apalagi, pemerintah memberikan dukungan kuat dengan mengalokasikan satu koperasi tiga miliar rupiah.
"Motivasi ini memberikan ruang kepada semua pihak dan mahasiswa terlibat didalamnya," katanya.
Disamping itu, ada juga Tambang Usaha Rakyat (TUR) yang sebenarnya juga potensial menjadi penggerak ekonomi masyarakat Kalbar.
Sebab, dengan hadirnya TUR kerusakan lingkungan dapat diminimalisir, negara akan mendapat pemasukan dari sektor pajak, dan masyarakat setempat mendapat keuntungan secara ekonomi.
"Tapi sampai saat ini baru dua kabupaten di Kalbar yang mendapat izin. Ini juga harus jadi perhatian bersama," ungkapnya.
"Kalau dapat kita dorong pembentukan TUR di daerah lain, saya yakin ekonomi kita didaerah akan lebih baik, pajak akan didapatkan daerah dan masyarakat setempat mendapatkan manfaat hasil dari sisi ekonomi," pungkasnya (Andi)
Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Wati Susilawati
Leave a comment