Distribusi Air Bersih PDAM Kubu Raya Tak Merata, Sumur Bor Terpaksa Jadi Pilihan

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Kabupaten Kubu Raya memiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raya sejak 2008 yang bertugas untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Namun, hingga 2025 penyaluran air bersih masih belum merata.
Beberapa daerah, seperti Kecamatan Sungai Kakap dan Kecamatan Sungai Raya, masih banyak masyarakat keluhkan sulitnya mendapatkan air bersih.
Mereka cenderung menggunakan sumber air instan, seperti sumur bor, sebab akses PDAM belum memasuki pemukiman masyarakat.
Warga Desa Punggur Kecil, Chris misalnya, ia mengaku terpaksa menggunakan air sumur bor untuk menjalani aktivitas sehari-hari di rumahnya.
"Saya menggunakan air sumur bor untuk mandi, mencuci dan aktivitas lainnya," kata Chris kepada insidepontianak.com, Sabtu (7/6/2025).
Ia tinggal di sana sekitar lima tahun. Dan sangat mengidamkan kehadiran air PDAM. Namun, hingga ini PDAM tak kunjung menyalurkan air bersih.
"Pengen sih ada air PDAM, tapi belum ada masuk ya mau gimana," keluhnya.
Di samping itu, Jery, warga Desa Kapur juga mengeluh terkait sulitnya air bersih di kawasannya, sebab meskipun air PDAM sudah masuk di pemukiman, tetapi airnya kerap tak mengalir.
"Padahal kami selalu tepat waktu membayar, tapi air kerap macet," kata Jery.
Ia mengeluhkan pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirta Raya, karena tak cepat menanggapi keluhan dari masyarakat.
"Aktivitas sehari-hari kami menjadi terganggu kalau permasalahan ini berlarut-larut," keluhnya.
Tak hanya itu, salah satu Lembaga Pemasyarakayan (Lapas) Perempuan kelas IIA Pontianak di Kecamatan Sungai Kakap juga mengalami kesulitan air bersih.
Pantauan insidepontianak.com di Lapas Perempuan kelas IIA Pontianak masih menggunakan air sumur dan kolam yang berwarna kecoklatan untuk aktivitas sehari-hari.
Sulitnya air bersih di sana turut direspon oleh Anggota Komisi XII DPR RI, Franciscus Maria Agustinus Sibarani dalam kunjungannya, Senin (2/6/2025).
Ia menemukan, bahwa kebanyakan keluhan yang dirasakan oleh penghuni atau pun warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Pontianak, di antaranya penyakit gatal-gatal.
"Saya kira persoalan air seharusnya sudah menjadi atensi, bukan hanya kanwil, tetapi dari pemerintah setempat," kata Franciscus.
Kinerja PDAM Tirta Raya pun kini menjadi sorotan publik, pasalnya sumber air alam di Kabupaten Kubu Raya sangat melimpah, sehingga tak ada alasan untuk mendapatkan air baku.
Terlebih lagi, Kabupaten Kubu Raya berdekatan langsung dengan Kota Pontianak. Di mana, penyaluran air bersih dapat dikerjasamakan bersama PDAM Tirta Khatulistiwa.
Adapun saat ini Pemerintah Kabupaten Kubu Raya saat ini telah resmi melantik Harmawan sebagai Direktur PDAM Tirta Raya untuk masa jabatan 2025–2030.
Harmawan dilantik langsung oleh Bupati Kubu Raya, Sujiwo. Dan berdasarkan hasil seleksi ketat yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Sujiwo sendiri memberikan amanah permasalahan air bersih untuk segara ditangani dalam waktu yang singkat oleh direktur PDAM Tirta Raya yang baru.
"Saya sudah perintahkan sebagai KPM (Kader Pemberdayaan Manusia) supaya gas pol lakukan pemetaan," kata Sujiwo kepada insidepontianak.com.
Ia mengakui, bahwa permasalahan air bersih menjadi permasalahan yang krusial di Kabupaten Kubu Raya.
Oleh karena itu, Sujiwo berencana menjalin kemitraan dengan pihak swasta maupun pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih di daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau layanan PDAM.
"Ketersediaan air bersih merupakan hal yang dinanti-nanti oleh masyarakat," ungkapnya.
Kehadiran direktur baru PDAM Tirta Raya diyakini menjadi warna cerah bagi masyarakat Kubu Raya agar dapat merasakan ketersediaan air bersih. (Greg)
Penulis : Gregorius
Editor : Wati Susilawati
Leave a comment