Sungai Bunut Kapuas Hulu Dicemari Merkuri PETI, Mengancam Kesehatan Warga

28 Agustus 2025 12:13 WIB
Polisi menertibkan aktivitas tambang emas tanpa izin atau PETI di Kapuas Hulu. (Insidepontianak.com/Teofilusianto Timotius)

KAPUAS HULU, insidepontianak.com - Sungai Bunut, di Kabupaten Kapuas Hulu, kini menghadapi ancaman serius, akibat aktivitas tambang emas ilegal yang tak kunjung berhenti.

Air Sungai Bunut, yang telah menjadi sumber nadi kehiudupan masyarakat, sudah tak lagi aman untuk digunakan.

Sebab sudah tercemar merkuri: zat kimia yang digunakan penambang ilegal untuk pemurnian emas. Sangat berbahaya bagi kesehatan.

Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kapuas Hulu bahkan mengungkap kandungan merkuri yang mencemarai air sungai Bunut sudah mencapai 0,024 miligram.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, Ade Hermanto mengungkapkan, penggunaan air yang terkontaminasi merkuri memicu berbagai penyakit. Mulai dari kerusakan ginjal kronis, gangguan sistem saraf, hingga gangguan reproduksi.

"Efek jangka panjangnya bahkan bisa menyebabkan stunting," ungkap Ade.

Meskipun belum ada kasus penyakit akibat merkuri yang terdeteksi, kondisi ini memerlukan perhatian serius.

Ade mengatakan, petugas kesehatan di Puskesmas berupaya melakukan pencegahan dengan pemeriksaan rutin kualitas air tanah dan ikan.

Selain itu, sosialisasi dan edukasi gencar dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para penambang dan warga di sekitar sungai.

Ancaman merkuri tidak hanya berhenti di Sungai Bunut. Kepala DLH Kapuas Hulu, Jantau, membeberkan bahwa aktivitas PETI telah mencemari sungai-sungai lain dan menyebabkan pendangkalan secara masif.

Akibatnya, wilayah Kapuas Hulu, terutama di Lintas Selatan, kini lebih rentan mengalami bencana banjir.

Jantau juga menyebut bahwa lahan yang terkena dampak PETI akan sulit untuk dikelola kembali dalam jangka waktu yang lama.

"Dampak PETI juga berdampak terhadap lahan yang tidak bisa dikelola dalam jangka waktu yang cukup lama," ujarnya.

Pihak DLH Kapuas Hulu sedang melakukan uji petik terhadap Sungai Kapuas, dan hasilnya akan keluar pada Oktober 2025 mendatang.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak pencemaran PETI terhadap sungai terpanjang di Indonesia tersebut.***


Penulis : Teofilusianto Teimotius
Editor : -

Leave a comment

huja

Berita Populer

Seputar Kalbar