Pemuda Majalengka Terbitkan Tiga Buku Berbahasa Sambas, Angkat Cerita Kearifan Lokal

13 Mei 2025 15:13 WIB
Bagus Devanda Putra Mildan dengan 3 karya buku cerita rakyat Berbahasa Sambas yang berhasil diterbitkan. (Istimewa)

SAMBAS, insidepontianak.com - Bagus Devanda Putra Mildan, pemuda asal Majalengka yang berdomisili di Pontianak, berhasil menerbitkan tiga buku cerita rakyat berbahasa melayu Sambas.

Meski lahir dan besar di tanah Sunda, darah melayu Sambas yang mengalir dari sang ayah menginspirasi Bagus untuk mengangkat kembali cerita-cerita tradisional dari kampung halaman ayahnya.

Ketiga buku tersebut adalah Anak Hantu (2022), Petualangan Putri Mayang Sari (2023), dan Kerrak Putteh Mancong Ngan Karrak Putteh Pesek (2023).

Bagus mengatakan, karya-karya ini tidak diperjualbelikan secara umum, melainkan tersedia untuk dibaca langsung di Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, dan juga dapat diakses daring melalui laman Penjaring, platform milik Badan Bahasa.

“Awalnya saya hanya ingin mencoba ketika Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat mengadakan lomba menulis cerita anak berbahasa daerah. Saya memilih bahasa Melayu Sambas karena saat itu memang dicari, dan ini bagian dari jati diri saya sebagai keturunan Sambas,” katanya.

Bagus mengkau, proses menulis ketiga buku ini penuh tantangan. Khususnya dalam menyampaikan cerita rakyat dalam bahasa daerah dengan terjemahan bahasa Indonesia yang tetap ringan dan mudah dipahami anak-anak, tanpa menghilangkan nuansa budaya.

Cerita-cerita yang ditulis terinspirasi dari kisah yang didengar semasa kecil, terutama dari almarhumah neneknya.

Kisah-kisah tersebut mengandung pesan tentang kejujuran, persahabatan, dan keberanian nilai-nilai luhur yang kini mulai terlupakan.

“Bagi saya, menulis buku ini bukan sekadar berkarya, tapi juga soal merawat bahasa ibu. Saya ingin anak-anak Sambas dan Kalimantan Barat punya bacaan yang dekat dengan identitas mereka sendiri,” ucapnya.

Respons positif pun datang dari keluarga dan sahabat yang merasa bangga atas kontribusinya dalam melestarikan budaya daerah. Banyak yang menyebut karya Bagus sebagai langkah kecil dengan dampak besar.

"Ini bukan sekedar menulis, tetapi merawat bahasa ibu," ucapnya.***


Penulis : Antonia Sentia
Editor : -

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar