Jejak Sejarah Danau Sebedang, dari Tambang Emas hingga Tempat Peristirahatan Sultan

SAMBAS, insidepontianak.com – Di balik tenangnya air Danau Sebedang, tersimpan sejarah panjang yang tak banyak diketahui masyarakat.
Ardy Sanjaya, ketua Pokdarwis Danau Sebedang, menuturkan, sebelum dikenal dengan nama sekarang, kawasan ini dulu disebut Tasik Lara Baranti. Berarti tempat bermeditasi atau beristirahat.
“Dulunya bukan disebut Danau Sebedang, tapi Tasik Lara Baranti. Tempat ini memang punya nilai historis tinggi,” katanya, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, kawasan ini dulunya merupakan lokasi pertambangan emas yang dikelola pada masa Kesultanan Sambas. Menariknya, para pekerja tambang yang digunakan saat itu didatangkan dari Tiongkok.
“Di masa itu, Sultan Sambas mendatangkan warga Cina untuk menambang emas di kawasan ini,” jelas Ardy.
Sisa-sisa peninggalan aktivitas tambang tersebut masih bisa ditemukan hingga kini, termasuk jejak pemukiman lama yang menunjukkan adanya komunitas Tionghoa di lereng perbukitan sekitar danau.
“Kalau kita telusuri, masih ada batas-batas bekas tapak pemukiman mereka. Banyak dari mereka tinggal di sekitar lereng bukit untuk menambang emas,” lanjutnya.
Ia mengisahkan, pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ibrahim, kawasan tambang ini kemudian ditutup dengan bendungan sepanjang 72 meter. Proses penutupan ini menyebabkan air tergenang dan membentuk danau alami.
“Bendungan atau yang dalam bahasa lokal disebut dipagung itu panjangnya 72 meter. Dari sanalah terbentuk danau ini,” ujar Ardy.
Tak hanya menjadi danau, area tersebut juga kemudian dijadikan tempat peristirahatan Sultan. Sejarah ini pula yang menginspirasi nama kelompok sadar wisata lokal, Paggong Sebedang yang diambil dari istilah lokal pagung (bendungan).
Menariknya, nama "Sebedang" yang kini melekat pada danau itu diyakini berasal dari nama seorang pria yang pernah tinggal di sekitar danau setelah terbentuknya genangan.
“Dulu ada seseorang bernama Pak Sebedang yang tinggal di dekat danau. Lama-lama masyarakat menyebut kawasan itu sebagai Danau Sebedang, dan nama itu bertahan hingga sekarang,” pungkasnya.***
Penulis : Antonia Sentia
Editor : -
Tags :

Leave a comment