Cahaya Keadilan Energi, PLN Bawa Terang ke Dusun Padi Sambas

SAMBAS, insidepontianak.com – Senja merunduk di Dusun Padi, Desa Sekura, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Dari balik dinding kayu rumah sederhana, cahaya lampu pijar berpendar hangat, seolah menyingkirkan gelap yang telah terlalu lama bersemayam.
Bagi kebanyakan orang, listrik mungkin hal biasa. Namun bagi Teha (68), cahaya itu adalah babak baru, sebuah anugerah yang tak pernah ia sangka hadir di usia senja.
Hampir tujuh dekade hidupnya ia jalani dalam temaram lampu minyak yang berasap. Saat anak-anak lain di kampung belajar di bawah cahaya terang, Teha kecil harus berpuas diri dengan bayangan redup.
“Selama ini saya hanya menumpang listrik dari tetangga, sekadar untuk menyalakan satu dua lampu,” ucapnya, lirih dengan suara bergetar.
Hari Rabu, 20 Agustus 2025, menjadi hari yang tak akan pernah ia lupakan. Untuk pertama kalinya rumahnya resmi tersambung listrik berkat program sosial Light Up The Dream (LUTD) dari PLN.
Program yang digagas bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia ini menyasar keluarga pra-sejahtera yang belum pernah merasakan terang di rumah mereka.
Dari Singkawang hingga pelosok Sambas, Sekura, Sei Duri, hingga Bengkayang yang merupakan Wilayah Kerja PLN UP3 Singkawang ratusan rumah kini bercahaya. Salah satunya rumah Teha. Ia tak kuasa menahan tangis haru saat saklar lampu di dinding rumahnya pertama kali ditekan.
“Rasanya seperti mimpi jadi kenyataan. Alhamdulillah, semoga semua yang membantu diberi kesehatan dan rezeki yang lancar,” ungkapnya sambil menyeka air mata bahagia.
Yang membuat program ini istimewa, biaya penyambungan listrik tidak berasal dari anggaran pemerintah, melainkan dari urunan sukarela para pegawai PLN sendiri.
“Setiap karyawan menyisihkan sebagian rezeki mereka agar saudara-saudara kita yang belum punya listrik bisa merasakan terang,” tutur Martinus Irianto Pasensi, Manager PLN UP3 Singkawang.
Martinus menegaskan, program ini bukan semata tentang menyalakan lampu, melainkan tentang menyalakan harapan.
“Kami ingin listrik menjadi titik awal perubahan hidup. Dengan adanya penerangan, keluarga bisa beraktivitas lebih nyaman, anak-anak bisa belajar lebih baik, dan masyarakat bisa merasakan kebahagiaan sederhana yang seharusnya mereka dapatkan,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Maria G I Gunawan, menyampaikan bahwa LUTD adalah wujud nyata keadilan energi.
“Kami tidak sekadar menyalakan listrik, tetapi memastikan setiap orang, tanpa terkecuali, dapat menikmati haknya atas cahaya. Sejalan dengan sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Listrik adalah pintu menuju kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.
Kisah Teha adalah pengingat yang begitu kuat: listrik bukan sekadar persoalan teknis, melainkan bagian dari martabat manusia. Dari cahaya lampu kecil di rumah kayunya yang kini menyala, lahirlah semangat baru untuk menatap masa depan dengan lebih percaya diri.***
Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : -
Tags :

Leave a comment