Perbatasan Sambas Krisis Jaringan, Warga Sampai Berburu Sinyal ke Bukit Sinjan

SAMBAS, insidepontianak.com – Warga di Kecamatan Sajingan Besar dan Paloh, perbatasan Indonesia–Malaysia, di Kabupaten Sambas, masih mengeluhkan lemahnya jaringan telekomunikasi.
Kondisi itu menyulitkan aktivitas sehari-hari. Membuat masyarakat semakin terisolir. Juga berdampak pada sistem pendidikan yang semakin tertinggal dari perkembangan digital.
“Bukan saja rumah warga, sekolah dan kantor pemerintah juga susah sinyal kalau menggunakan kartu provider,” kelur Era, warga Desa Senatab, Sajingan Besar, Senin (30/9/2025).
Gangguan sinyal kerap terjadi di sejumlah titik, terutama di dusun-dusun tertentu. Akibatnya, warga harus mencari lokasi khusus untuk bisa terhubung dengan jaringan seluler.
“Mayoritas warga punya HP, tapi tak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Padahal komunikasi penting, termasuk untuk menjual hasil kebun,” tambahnya.
Keluhan serupa disampaikan Nasrullah, warga Dusun Sungai Tengah, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh. Ia menyebut bukit di Sinjan menjadi lokasi favorit masyarakat mencari sinyal.
“Pada malam hari banyak warga berkumpul di pinggir jalan yang gelap, bukan untuk nongkrong, tapi karena di situlah ada sinyal,” ungkapnya.
Fenomena ini, kata Nasrullah, sudah menjadi kebiasaan baru bagi warga yang tidak memiliki WiFi di rumah. Berburu sinyal demi mencari perkembangan informasi di luar.
“Kalau hanya mengandalkan paket data, pasti larinya ke bukit Sinjan,” ujarnya.
Masyarakat berharap pemerintah dan penyedia layanan telekomunikasi segera memberikan solusi nyata, seperti membangun tower pemancar baru.
“Kami ingin bisa berkomunikasi lebih mudah tanpa harus pasang WiFi,” harapnya.***
Penulis : Antonia Sentia
Editor : -
Tags :

Leave a comment