Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Apresiasi Pekan Gawai Dayak 2025 di Sintang

17 Juli 2025 07:05 WIB
Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan didampingi Bupati Gregorius Herculanus Bala membuka secara resmi Pekan Gawai Dayak (PGD) XII, di Rumah Betang Tampun Juah di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, Rabu (16/7/2025).

SINTANG, insidepontianak.com - Wakil Gubernur Krisantus menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas terlaksananya Pekan Gawai Dayak (PGD) tahun 2025.

Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan didampingi Bupati Gregorius Herculanus Bala membuka secara resmi Pekan Gawai Dayak (PGD) XII, di Rumah Betang Tampun Juah di Kabupaten Sintang Kalbar Rabu (16/7/2025).

Pekan Gawai Dayak merupakan sebuah perayaan tahunan adat Dayak yang sarat makna syukur, budaya, dan persatuan.

Krisantus menekankan bahwa gawai bukan sekadar pesta, tetapi bentuk syukur masyarakat Dayak atas hasil kerja, kesehatan, dan berkat dari Tuhan selama setahun terakhir.

"Gawai ini adalah cara kita bersyukur. Bukan sekadar makan dan musik, tetapi warisan budaya yang harus kita jaga agar tidak punah di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi," ujar Krisantus.

Lebih lanjut, Krisantus mengingatkan pentingnya melestarikan budaya sebagai identitas suku bangsa. 

Ia juga menyinggung kondisi sosial ekonomi Kalbar yang masih menghadapi tantangan kemiskinan, infrastruktur terbatas, dan akses yang belum merata di pelosok daerah. 

Wagub lantas mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.

Bupati Sintang, Gregorius Herculanus Bala, menyampaikan refleksi mendalam tentang keseharian masyarakat Dayak di Sintang. 

Ia mengangkat persoalan pekerjaan tambang emas rakyat yang kerap jadi polemik, serta tantangan lingkungan seperti sampah dan pertanian.

"Kalau tidak ada kerja emas, usaha-usaha yang ada ini banyak yang belum dibuka, sudah tutup. Jadi tolong dipahami, ini bukan berarti kita mau merusak alam. Ini soal realitas hidup masyarakat kami," tegasnya.

Gregorius juga menyoroti kebiasaan kelompok tani dadakan yang hanya muncul saat bantuan datang, lalu hilang saat bantuan habis. 

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun komitmen kolektif dan konsisten, agar hasil kerja bisa benar-benar disyukuri dalam gawai.

"Kalau kita sudah jadi petani dan pengusaha yang hebat, maka gawai kita akan lebih bermakna, karena ada yang benar-benar disyukuri," tambahnya.

Ia juga menegaskan pentingnya partisipasi semua pihak menjaga ketertiban dan keamanan selama PGD berlangsung.

 "Saya harap ramai, tapi aman. Kalau tidak ramai, bukan gawai namanya. Tapi kalau tidak aman, tidak pantas kita rayakan," pesannya.

Di sisi lain, peran UMKM juga menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan PGD. 

Salah satu pedagang, Nini Tresya, yang menyewa tempat jualan selama empat hari seharga Rp2.500.000, mengaku antusias melihat keramaian masyarakat.

"Masyarakat sangat ramai dan antusias. Persatuannya kuat. Harapannya ke depan, semoga pemerintah lebih memperhatikan fasilitas seperti jalan yang masih becek-becek di belakang," ujar Ibu Nini.

Pekan Gawai Dayak XII ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga refleksi identitas dan semangat pelestarian budaya Dayak. 

Prosesi adat, tarian tradisional, pameran UMKM, hingga diskusi budaya mewarnai rangkaian kegiatan yang berlangsung selama sepekan penuh.

Dengan semangat gotong royong dan cinta budaya, PGD XII Sintang membuktikan bahwa identitas lokal tetap relevan, bahkan di tengah dinamika modernitas.

Pekan Gawai Dayak XII di Kabupaten Sintang sukses menjadi perayaan yang sarat makna, menampilkan kekayaan budaya Dayak sekaligus menjadi forum refleksi atas tantangan sosial dan ekonomi. 

Dengan rasa syukur, persatuan, dan gotong royong yang digaungkan oleh Wakil Gubernur Krisantus Kurniawan dan Bupati Gregorius Herculanus Bala, PGD membuktikan bahwa melestarikan tradisi adalah fondasi kuat untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera. 

Diharapkan perayaan ini terus menjadi wadah inspirasi bagi masyarakat Dayak untuk terus maju tanpa melupakan akar budaya mereka. ***


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar