Warga Protes Tiket Masuk Pantai Pulau Datok saat Gestrak Mahal, Panitia Klaim Dongkrak Ekonomi Daerah

9 Juni 2025 11:02 WIB
Tiket masuk Pantai Pulau Datok saat event Gestrek. (Istimewa)

KAYONG UTARA, insidepontianak.com – Tiket masuk ke Pantai Pulau Datok saat pelaksanaan event Gestrak 2025 Kayong Utara, dikeluhkan pengunjung.

Tarif sebesar Rp30 ribu per orang, ditambah biaya parkir Rp3 ribu, dinilai terlalu mahal oleh warga, terutama masyarakat lokal. Keluhan ini viral di media sosial dan memicu diskusi publik.

Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Panitia Gestrak, Adri Kurniawan menyatakan, besaran tiket telah melalui pembahasan dalam forum resmi bersama perwakilan pemerintah daerah.

Forum tersebut dihadiri oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Dinas Perhubungan, serta beberapa instansi lainnya.

Menurut Adri, biaya penyelenggaraan menjadi salah satu pertimbangan utama. Ia menegaskan, pada tahun pertama penyelenggaraan gestrak, panitia bahkan tidak memperoleh keuntungan.

“Modal event gestrak tahun sebelumnya mencapai Rp292 juta. Karena kami mulai dari nol. Kami harus menata lapangan, melakukan penimbunan, dan berbagai keperluan teknis lainnya,” kata Adri, Minggu (9/6/2025).

Meski menuai kritik, Adri menekankan bahwa event gestrak membawa dampak positif bagi daerah.

Acara ini berhasil meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat dari luar Kayong Utara, terutama dari wilayah Kalimantan Barat dan sekitarnya.

Kehadiran wisatawan turut memberikan efek domino terhadap penginapan, usaha kuliner, warung lokal, dan pelaku UMKM di sekitar kawasan pantai.

“Kita lihat penginapan penuh, warung ramai, dan banyak pelaku usaha terbantu dengan ramainya acara ini. Jadi, manfaat ekonominya juga terasa langsung bagi warga,” ujarnya.

Selain itu, sebanyak 120 orang direkrut sebagai tenaga kerja untuk mendukung pelaksanaan acara, mulai dari teknis lapangan hingga bagian keamanan dan kebersihan.

Gestrak 2025 juga menjadi ajang balap motor trail tingkat regional yang menarik peserta dari berbagai provinsi, termasuk Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

Menanggapi isu tiket mahal, Adri membandingkan dengan praktik serupa di destinasi lain seperti Singkawang, di mana pengunjung juga dikenakan tarif masuk serta biaya tambahan untuk wahana tertentu.

“Hal seperti ini lazim di daerah lain. Kami juga sudah melakukan sosialisasi tarif jauh-jauh hari sebelum acara,” katanya.

Meski ada dampak positif dari event ini, sebagian warga tetap berharap ada evaluasi terhadap penentuan tarif masuk.

Mereka menuntut agar harga tiket tidak memberatkan masyarakat lokal dan meminta peningkatan fasilitas umum seperti toilet, kebersihan, parkir dan area bersantai.***


Penulis : Muhammad Fauzi
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment

jidsj

Berita Populer

Seputar Kalbar