20 Siswa SD di Ketapang Keracunan MBG, Pengelola: Tunggu Hasil Lab Resmi

24 September 2025 14:53 WIB
Hefni Maulana selaku pengelola MBG dari Yayasan Adinda Karunia Ilahi di Kabupaten Ketapang saat ditemui awak media, Rabu (24/9/2025). (insidepontianak.com/Greg)

KETAPANG, insidepontianak.com - Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) menimpa setidaknya 20 siswa di SD Negeri 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang memicu, Selasa (23/9/2025).

Dari jumlah tersebut, 16 siswa terpaksa menjalani perawatan intensif di RSUD dr Agoesdjam Ketapang.

Menanggapi hal itu, Hefni Maulana selaku pengelola MBG dari Yayasan Adinda Karunia Ilahi memberikan klarifikasi. 

Ia menegaskan, bahwa dugaan keracunan masih perlu diuji kebenarannya melalui hasil laboratorium resmi.

“Kita tidak bisa sebetulnya memvonis bahwa ini keracunan kalau tidak menunggu hasil uji laboratorium," kata Hefni kepada awak media, Rabu (24/9/2025).

Ia mengungkapkan, hasil uji lab sementara dari Dinas Kesehatan Ketapang mengklaim bahwa makanan yang disajikan kepada siswa di sekolah itu aman.

"Hasil uji sementara yang keluar menyatakan makanan aman,” jelas Hefni.

Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan pengecekan baik di dapur maupun di sekolah, dan sampel makanan yang dianggap beracun. 

Hasilnya, dinyatakan tidak mengandung zat berbahaya. Adapun, kata Hefni, dari 24 sekolah penerima MBG yang ada di Ketapang, hanya satu sekolah saja terindikasi keracunan.

“Kalau memang keracunan, seharusnya hampir di semua sekolah juga mengalami hal yang sama," timpalnya.

Di samping itu, ia mengungkapkan, bahwa dari total 3.474 penerima manfaat, laporan yang masuk hanya sekitar 20 siswa. 

"Bahkan ada seorang guru yang ikut disebut keracunan, padahal paket MBG ini murni untuk siswa,” ungkapnya.

Ia menilai, kemungkinan beberapa siswa mengalami mual bukan karena keracunan, melainkan karena tidak cocok dengan menu yang disediakan. 

"Pada hari kejadian, salah satu menu adalah ikan filet. Dan ternyata tidak semua anak terbiasa mengonsumsi," ujarnya.

Hefni menegaskan, bahwa pihaknya terbuka terhadap evaluasi dan pengawasan lebih ketat. 

Adapun saat ini, dapur MBG dihentikan sementara dan kepala dapur dinonaktifkan sambil menunggu hasil resmi dari Dinas Kesehatan Ketapang dan BPOM.

“Kami berharap tak ada pihak yang mendiskreditkan program nasional ini,” tegasnya.

Hingga ini, pihak yayasan masih menunggu hasil resmi laboratorium untuk memastikan penyebab keluhan kesehatan sejumlah siswa di SD 12 Benua Kayong. (Greg)


Penulis : Fauzi
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

huja

Berita Populer

Seputar Kalbar