Libur Nataru di Tanjung Api: Ramai Pengunjung, Senja Memikat, Penyu Jadi Magnet Tersendiri

28 Desember 2025 10:42 WIB
Tenda-tenda tampak berjejer rapi di pesisir pantai Tanjung Api Kabupten Sambas. Wisatawan bersantai menikmati senja dan menunggu penyu muncul dari habitannya. (Insidepontianak.com/Antonia Sentia)

SAMBAS, insidepontianak.com – Libur Natal dan Tahun Baru hampir mencapai puncaknya. Jalanan ramai. Waktu serasa melambat. Di antara jeda itu, ke mana kaki ingin melangkah?

Bagi banyak warga di Kabupaten Sambas dan sekitarnya, jawabannya mengarah ke pesisir Paloh. Tepatnya, di Pantai Tanjung Api.

Pantai ini kembali ramai. Laut terbuka. Angin berhembus. Matahari perlahan turun ke ufuk barat. Tanjung Api menjadi magnet.

Di musim libur Nataru kali ini, wisatawan datang bergelombang. Dari lokal hingga luar daerah. Tiketnya masuk pantai ramah di kantong.

Hanya Rp10 ribu untuk dewasa. Anak-anak gratis. Cukup alasan untuk mengajak keluarga menikmati libur akhir tahun tanpa beban.

Sabtu (28/12/2025) sore kemarin, suasana Pantai Tanjung Api pun riuh dan riang. Ramai. Syahdu. Tenda-tenda camping berjejer rapi di sela-sela pohon yang tumbuh lurus dan menjulang.

Wisatawan yang datang berlibur, ada yang duduk santai. Ada yang bermain air. Ada pula yang menunggu momen favorit: senja datang.

Sunset di Tanjung Api memang punya cara sendiri memikat mata. Perlahan. Tenang. Membuat siapa pun betah berlama-lama.

Adriana, salah satu wisatawan lokal, memilih menghabiskan hari liburnya dengan cara sederhana. Berpindah dari satu pantai ke pantai lain. Dekat. Mudah. Menyenangkan.

“Hari ini kami sekeluarga ke tiga pantai. Temajuk, Rindu Samudera, lalu ke sini,” ujarnya.

Mengapa Tanjung Api jadi penutup perjalanan? Bukan hanya karena senjanya. Tapi juga karena rasa penasaran.

Pantai ini dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi penyu di Kabupaten Sambas. Adriana pun berharap bisa melihatnya secara langsung.

“Kami mau lihat penyu. Tapi penangkaran di tengah sudah kosong. Katanya sudah dilepas saat acara sebelumnya. Masih ada di ujung, tapi keburu malam,” katanya.

Tak bertemu penyu, bukan masalah besar. Alam tetap memberi hadiah lain. Angin laut. Pemandangan luas. Suasana hangat bersama keluarga.

“Senang ke sini. Tiket murah. Makanan juga terjangkau,” ucap Adriana, sambil tersenyum.

Libur Nataru membuat Tanjung Api kembali bernapas ramai. Bagi wisatawan, ini soal melepas penat. Bagi warga sekitar, ini tentang harapan. Perputaran ekonomi. Rezeki yang ikut bergerak.

Matahari tenggelam. Pantai perlahan lengang. Tapi cerita liburan di Tanjung Api masih terus dibawa pulang.***


Penulis : Antonia Sentia
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment

ok

Berita Populer

Seputar Kalbar