Solusi Sementara, Dinkes Kubu Raya Siapkan Layanan Telemedicine Atasi Kekosongan Dokter Puskesmas Padang Tikar

KUBURAYA, insidepontianak.com - Akses terhadap layanan kesehatan yang merata masih menjadi tantangan di daerah-daerah terpencil.
Di Kabupaten Kubu Raya, masalah ini kembali mencuat setelah Puskesmas Padang Tikar di Kecamatan Batu Ampar kehilangan satu-satunya dokter umum per 1 September 2025.
Pengunduran diri sang dokter honorer itu sontak menciptakan kekosongan tenaga medis, terutama di Unit Gawat Darurat (UGD), yang sangat krusial bagi delapan desa di wilayah tersebut.
Solusi Jangka Pendek
Menanggapi situasi mendesak ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kubu Raya bergerak cepat dengan menyiapkan layanan telemedicine sebagai solusi sementara.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Siswani, menjelaskan layanan ini memungkinkan tenaga medis yang ada di Puskesmas Padang Tikar, seperti perawat dan bidan senior, untuk berkonsultasi langsung dengan dokter di tingkat kabupaten.
"Kami memiliki satu dokter di kabupaten yang berfungsi sebagai konsultan. Jika ada kasus yang memerlukan penanganan khusus, mereka bisa langsung berdiskusi," ujar Siswani.
Layanan ini memanfaatkan teknologi untuk menjembatani jarak, memastikan pasien gawat darurat tetap mendapatkan penanganan yang optimal.
Meski bersifat sementara, Siswani menegaskan, penggunaan telemedicine ini sudah diatur dan diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku.
Tantangan Merekrut Dokter di Daerah Terpencil
Namun, tantangan terbesar tetap pada penempatan dokter pengganti. Menurut Siswani, mencari tenaga medis yang bersedia bertugas di daerah terpencil seperti Padang Tikar sangatlah sulit.
Puskesmas ini berada di wilayah kepulauan. Jauh dari akses rumah sakit besar, sehingga banyak pasien gawat darurat harus dilayani di tempat.
"Kami sudah berupaya membuka peluang kerja dan berharap secepatnya ada dokter yang bersedia bertugas di Puskesmas Padang Tikar," tambahnya.
Harapan ini selaras dengan upaya yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas Padang Tikar, Saiful Bahri, dan Camat Batu Ampar, Alfian, yang turut berdiskusi dalam forum lintas sektor untuk segera mengisi kekosongan tersebut.
Alfian bahkan berharap dokter pengganti nantinya adalah putra daerah yang lebih memahami kondisi geografis dan sosial di sana.
Masalah kekosongan dokter tidak hanya terjadi di Padang Tikar. Siswani mengungkapkan, banyak Puskesmas lain di Kubu Raya juga menghadapi kekurangan tenaga medis. Ia menyebutkan, berdasarkan aturan BPJS, setiap 5.000 peserta harus dilayani oleh minimal satu dokter.
"Kebutuhan dokter di Kubu Raya memang masih cukup banyak," kata Siswani.
Ia juga menjelaskan perubahan skema pembiayaan untuk tenaga dokter. Saat ini, gaji dokter di Puskesmas, yang berkisar antara Rp7-8 juta per bulan, tidak lagi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pemerintah kabupaten, melainkan langsung dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) masing-masing Puskesmas.***
Penulis : Gregorius
Editor : Abdul Halikurrahman
Tags :

Leave a comment