Wako Edi Ikut Munas APEKSI di Surabaya, Forum Memperkuat Komunikasi Pemkot dengan Pempus

9 Mei 2025 00:06 WIB
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menjadi peserta Munas APEKSI di Surabaya. (Prokopim)

SURABAYA, insidepontianak.com – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono ikut menghadri pembukaan Musyawarah Nasional ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Convention Hall, Grand City Surabaya, Kamis (8/5/2025).

Munas APEKSI kali ini diikuti 98 pemerintah kota dari seluruh Indonesia. Bagi Edi Munas APEKSI sanggat penting.

Karena wadah menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam membahas isu-isu pembangunan perkotaan.

Sebab, di Munas APRKSI pasti membicarakan tentang tata kelola pemerintahan, kemampuan fiskal, hingga membicaraan masalah koordinasi berkaitan dengan regulasi yang dibuat oleh pemerintah pusat.

“Karena itu, Munas ini menjadi jembatan untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat," ucap Edi Kamtono usai menghadiri Munas VII APEKSI.

Ia menekankan pentingnya jaringan APEKSI sebagai wadah silaturahmi dan kolaborasi antar pemerintah kota di Indonesia dalam mendorong pembangunan daerah.

"APEKSI adalah wadah silaturahmi pemerintah kota seluruh Indonesia untuk bersinergi, berkolaborasi dan mensinkronisasi kegiatan pembangunan di kota-kota," ungkapnya

Menurut Wali Kota Edi Kamtono, pertemuan APEKSI menjadi kesempatan berharga untuk saling belajar dan mengeksplorasi potensi daerah.

Ia yakin setiap kota memiliki keunggulan masing-masing sehingga bisa saling berbagi informasi berkaitan dengan potensi yang dimiliki.

"Dalam momentum ini, kita harus mengambil kesempatan, selain kita belajar dan mengeksplorasi, kita juga bisa menampilkan potensi-potensi daerah yang ada seperti pada Indonesia City Expo (ICE) 2025 yang sekarang sudah berlangsung," jelasnya.

Terkait kolaborasi antarkota melalui jaringan APEKSI, Edi menyampaikan beberapa poin penting. Pertama, menyiapkan persepsi yang sama tentang kepentingan-kepentingan yang ada di kota, berbagai masalah yang ada selama ini. Kedua, bagaimana saling menutupi kekurangan yang ada di setiap kota.

“Karena pada dasarnya kota itu sebagai konsumen, bukan produsen,” sebutnya.

Setelah mengikuti Munas VII APEKSI, Edi mengaku mendapatkan banyak inspirasi dan contoh dari kota-kota yang sudah maju. Contoh-contoh kota yang sudah maju menjadi pembelajaran baginya untuk dapat diterapkan di Kota Pontianak.

"Sebenarnya banyak, karena saya juga banyak mendapat pembelajaran, contoh-contoh kota yang sudah maju. Baik dari sisi tata kelola pemerintahan, digitalisasi, hingga bagaimana mengatasi masalah sosial ekonomi dan sebagainya,” imbuhnya.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menekankan bahwa Munas APEKSI bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan momentum untuk memperkuat sinergi dan saling menginspirasi antarkepala daerah. Ia juga memberikan pesan kepada para kepala daerah yang hadir, terutama yang baru terpilih.

"Di sini sebagian besar wali kota baru. Ada 25 orang saja wajah lama. Untuk yang lama, selamat terus berjuang. Untuk yang baru, selamat terus berjuang," tuturnya.

Wamendagri mengingatkan, masa jabatan kepala daerah terasa cepat berlalu, bukan karena fasilitasnya atau popularitasnya, tetapi karena kesempatan untuk memudahkan urusan warga dan melakukan hal-hal kemanusiaan cepat berlalu.

"Sejatinya menjadi kepala daerah adalah pengabdian dan kemanusiaan. Bukan soal ketenaran, bukan hanya keuangan, apalagi kekuasaan. Dan saya yakin bapak-ibu pasti sangat merasakan itu. Menjadi wali kota adalah pengabdian dan kemanusiaan," tegasnya.***


Penulis : Prokopim
Editor : -

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar