Wali Kota Pontianak Tegaskan Tak Boleh Ada Lagi Anak Putus Sekolah

PONTIANAK, insidepontianak.com – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan komitmennya untuk memastikan tidak ada lagi anak putus sekolah di Kota Pontianak.
Pernyataan ini disampaikan Edi saat mendampingi Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, dalam kunjungan ke rumah calon peserta didik program Sekolah Rakyat, Selasa (29/7/2025).
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan pendidikan khusus bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Ria Norsan bersama Wali Kota Edi Kamtono, meninjau langsung kondisi sosial dan ekonomi keluarga Davidi dan Julia Margareta di Gang Pajajaran V, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat.
Dua anak dari keluarga ini, Maula Raifa (SD) dan Winsen Halim (SMP), menjadi calon peserta didik program tersebut.
“Anaknya akan kita bantu untuk bisa kembali bersekolah melalui Sekolah Rakyat. Intinya, tidak boleh lagi ada anak putus sekolah di kota ini,” ujar Edi Kamtono usai bertemu dengan orang tua calon siswa.
Selain bantuan pendidikan, Pemerintah Kota Pontianak juga akan melakukan bedah rumah keluarga tersebut yang dinilai tidak layak huni, termasuk perbaikan sanitasi. Edi berharap ke depan tidak ada lagi rumah tidak layak huni di Pontianak.
Tak hanya itu, orang tua dari anak-anak tersebut juga akan mendapatkan pelatihan keterampilan guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup mereka, sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan.
Ia pun mengungkapkan, saat ini tercatat 12 anak yang membutuhkan pendidikan alternatif di Sekolah Rakyat.
Karena itu seluruh elemen masyarakat, termasuk RT, RW, dan kelurahan, diimbau untuk proaktif mendata anak-anak putus sekolah di lingkungan masing-masing.
“Kita harapkan seluruh elemen masyarakat ikut berperan. Bila ada warga yang membutuhkan bantuan, tolong disampaikan kepada pemerintah agar bisa segera ditangani,” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menjelaskan bahwa Maula Raifa (7) akan masuk ke jenjang SD, sementara Winsen Halim (14) akan melanjutkan ke tingkat SMP.
Keduanya termasuk dalam kategori masyarakat miskin berdasarkan data desil 1 dan 2 dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional.
Namun, Trisnawati menambahkan bahwa pertimbangan kondisi riil di lapangan juga menjadi faktor, sehingga warga dengan situasi sangat memprihatinkan meskipun belum terdata di desil 1 atau 2 tetap akan diverifikasi untuk mengikuti program ini.***
Penulis : Abdul Halikurrahman/ril
Editor : -
Leave a comment