PLN Dukung Ekonomi Sirkular, Bantu Mesin Daur Ulang ke Bank Sampah Khatulistiwa
PONTIANAK, insidepontianak.com – PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP Kalbagbar), salurkan bantuan mesin daur ulang kepada Bank Sampah Induk Khatulistiwa Pontianak.
Bantuan itu berupa mesin pencacah plastik, extruder, dan maggot box. Alat-alat ini diharapkan memperkuat sistem pengelolaan sampah, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Kalbagbar, M Harry Febriandono, mengatakan program ini bagian dari komitmen PLN mendukung pengendalian lingkungan yang berkelanjutan.
“Bantuan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi lingkungan dan ekonomi warga,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Usmulyono, menilai bantuan itu menjadi lompatan besar. Kapasitas pengolahan sampah meningkat drastis.
“Sebelumnya masih manual. Sekarang bisa olah sampai tiga ton per hari,” katanya.
Peningkatan kapasitas itu, lanjutnya, bukan hanya soal efisiensi, tapi juga soal penghasilan. Pemulung kini punya pasar lebih pasti.
“Kalau harga plastik stabil di Rp6.000 per kilo, mereka makin semangat. Ekonomi ikut bergerak,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara BUMN dan pemerintah daerah agar program CSR tepat sasaran.
“Dengan komunikasi yang baik, bantuan tidak salah alamat. Hasilnya bisa langsung dirasakan masyarakat,” kata Usmulyono.
Direktur BSI Khatulistiwa, Chairil Anwar, turut bersyukur. Menurutnya, mesin baru mempercepat pemilahan dan pengolahan sampah.
“Plastik bisa diolah jadi produk bernilai jual seperti kursi dan plakat,” ungkapnya.
Sementara sampah organik diolah menggunakan maggot box menjadi pakan ternak.
“Sekali kirim hasil olahan bisa dapat Rp10 juta sampai Rp20 juta, tergantung volume,” katanya.
Chairil menilai, peningkatan kapasitas ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal kesadaran. Warga kini lebih aktif memilah sampah.
“Ibu rumah tangga dan pemulung ikut dapat penghasilan tambahan,” ujarnya.
Usmulyono optimistis, kolaborasi ini bisa membawa Pontianak menuju target nasional: kota bebas sampah 2030.
“Gerakan tanpa kantong plastik dan penguatan bank sampah jadi kuncinya,” pungkasnya.***
Penulis : Gregorius
Editor : -

Leave a comment