Ancaman di Pesisir Paloh, Mangrove Digerus, Hidup Nelayan Terkikis

SAMBAS, insidepontianak.com - Keresahan mendalam menyelimuti warga Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
Hutan mangrove, yang menjadi jantung ekosistem pesisir dan sumber penghidupan utama, kini terancam punah akibat praktik pembalakan liar yang kian merajalela.
Kehilangan hutan mangrove tak hanya merusak alam, tetapi juga memukul telak ekonomi masyarakat yang bergantung padanya.
Pendapatan nelayan anjlok drastis. Hamiri, warga Dusun Setinggak Asin, menyaksikan sendiri bagaimana tangkapan harian merosot tajam.
Dahulu, ia bisa mengumpulkan hingga 20 kilogram hasil laut seperti kepiting, cuyung, dan kijing. Kini, jumlah itu menyusut drastis, seringkali hanya mencapai 1 kilogram.
“Hutan mangrove inilah aset kami. Dari sinilah kami hidup. Kalau dibabat terus, makin habis hasil yang bisa kami cari,” ungkapnya dengan nada putus asa.
Sama halnya dengan Janinah, warga setempat lainnya. Ia merasakan langsung bagaimana mata pencaharian mereka sebagai pencari hasil laut tergerus habis.
Baginya, pekerjaan sebagai nelayan bukan sekadar profesi, melainkan satu-satunya pilihan hidup.
“Mau bertani, kita tak punya kebun. Harapan kami tolong diberhentikan lah pembabatan hutan mangrove,” pintanya, mewakili suara banyak warga yang terancam kehilangan segalanya.
Kerusakan hutan mangrove di Paloh adalah cerminan dari krisis lingkungan yang dampaknya langsung terasa pada perut masyarakat.
Aksi pembalakan ini bukan sekadar tindak kejahatan lingkungan, tetapi juga kejahatan sosial yang merenggut masa depan dan kesejahteraan warga pesisir.***
Penulis : Antonia Sentia
Editor : -
Tags :

Leave a comment