Angka Kematian Ibu dan Bayi di Sanggau Di Bawah Target Nasional, Dinkes Lakukan Percepatan Penurunan Kasus

13 November 2025 12:52 WIB
Ilustrasi ibu dan anak/PIXABAY

SANGGAU, insidepontianak.com -- Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Sanggau dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, tahun 2023-2025 masih berada dibawah target nasional, namun menunjukan angka penurunan yang belum stabil.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Stepanus Jonedi menyampaikan pada tahun 2023 AKI di Kabupaten Sanggau tercatat sebanyak 11 kasus, setara dengan 158 kematian per 100 ribu kelahiran hidup (KH) dengan target nasional AKI 194 kematian per 100 ribu KH.

Pada tahun 2024 AKI di Kabupaten Sanggau tercatat sebanyak 14 kasus, setara dengan 155 kematian per 100 ribu KH dengan target nasional 183 kematian per 100 ribu KH.

Sedangkan untuk tahun 2025 AKI di Kabupaten Sanggau sampai dengan Oktober tercatat sebanyak 7 kasus atau setara dengn 78,79 kematian per 100 ribu KH dengan target nasional 122 kematian per 100 ribu KH.

Sedangkan untuk AKB di Kabupaten Sanggau, pada tahun 2023 tercatat 52 kasus kematian bayi setara dengn 7,48 kematian per seribu KH dengan target nasional 17,6 kematian seribu KH. Sedangkan di tahun 2024 AKB tercatat sebanyak 56 kasus atau setara dengan 6,22 kematian per seribu KH dengan target nasional 16 kematian per seribu KH.

"Jika kita lihat data AKI dan AKB di Kabupaten Sanggau memang masih di bawah target nasional namun, angka penurunannya belum stabil," kata Stepanus kepada insidepontianak.com Kamis (13/11/2025) pagi.

Kata Stepanus, pihaknya terus berupaya melakukan percepatan penurunan AKI dan AKB. Selain meningkatkan dan menjamin ibu bisa mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, Dinkes Sanggau juga meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Seperti dengan penerapan Audit Maternal Perinatal Surveilen dan Respon (AMPSR) dan melakukan analisa data pada aplikasi Maternal Perinatal Death Notifikacion (MPDN).

"AMPSR ini bertujuan untuk mengeliminasi kematian ibu dan kematian perinatal yang dapat dicegah (preventable deaths), dengan cara mengumpulkan dan menggunakan informasi tentang setiap kematian ibu/perinatal," katanya.

"Tujuannaya itu untuk menyusun rencana aksi dan memantau dampaknya pada sistem kesehatan Sehingga berbasis data prencanaan dan penentuan alokasi anggaran program kesehatan ibu dan bayi baru lahir dapat dipertajam," lanjut Stepanus. (*)


Penulis : Ansar
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar