Peserta Gala Karya Kecewa, Panitia Dinilai Tak Profesional

11 Oktober 2025 10:52 WIB
Liga Sepakbola Karyawan (Gala Karya) 2025 yang digelar di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, 5–12 Oktober 2025/IST

JAKARTA, insidepontianak.com — Kekecewaan mewarnai ajang Liga Sepakbola Karyawan (Gala Karya) 2025 yang digelar di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, 5–12 Oktober 2025.

Sejumlah tim peserta, termasuk Bank Kalbar, Beakuda Sambas, dan Manokwari Selatan, menilai panitia penyelenggara tidak profesional dan inkonsisten dalam menjalankan aturan yang telah disepakati sebelum turnamen dimulai.

Menurut para pelatih dan tim manajemen, panitia dinilai tidak tegas bahkan mengabaikan hasil technical meeting yang seharusnya menjadi dasar pelaksanaan turnamen. Padahal, Gala Karya merupakan ajang nasional bergengsi yang mempertemukan 16 tim dari berbagai perusahaan dan instansi di seluruh Indonesia, dengan total 480 karyawan terlibat sebagai pemain dan ofisial.

“Ini sangat disayangkan. Turnamen sekelas nasional yang membawa semangat fair play dan persahabatan, tapi dijalankan tanpa profesionalisme dan konsistensi,” ujar salah satu pelatih tim peserta dengan nada kecewa.

Kekisruhan bermula ketika panitia mengubah format pertandingan yang sebelumnya telah ditetapkan dalam technical meeting pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Saat itu, panitia memutuskan bahwa pertandingan akan menggunakan sistem setengah kompetisi, di mana juara grup berhak langsung melaju ke babak semifinal.

Namun, setelah babak penyisihan selesai, panitia tiba-tiba menambahkan babak perdelapan final, dengan alasan adanya desakan dari tim-tim peringkat kedua (runner-up grup).

“Keputusan itu diambil begitu saja. Panitia seolah tunduk pada tekanan dari peserta runner-up. Ini jelas melanggar aturan yang sudah disepakati,” ungkap perwakilan tim Bank Kalbar.

Ketua Penyelenggara M. Jaelani Saputra dan Sekjen Ivan disebut menyetujui perubahan format tersebut setelah menerima desakan dari sejumlah tim. Keputusan ini memicu protes keras dari para pelatih dan manajemen beberapa tim, yang menilai tindakan itu mencoreng nilai-nilai sportivitas.

Para pelatih dan ofisial meminta evaluasi menyeluruh terhadap panitia penyelenggara Gala Karya, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Mereka juga mendesak adanya transparansi dan kepastian regulasi sebelum dan selama turnamen berlangsung.

“Kami datang ke Jakarta membawa 21 orang pemain dan ofisial dengan biaya yang tidak sedikit. Tapi semua usaha dan perjuangan tim jadi sia-sia hanya karena keputusan sepihak panitia,” keluh salah satu manajer tim. (Andi)


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar