Bedah Buku “Sejarah Tanah Kayong” Warnai Konfercab II PERGUNU Ketapang

30 Juni 2025 11:27 WIB
Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir saat memberikan sambutan pada acara Konfercab II PERGUNU Ketapang.

KETAPANG, insidepontianak.com – Bedah buku “Sejarah Tanah Kayong Ketapang Singkat Cerita” karya Agus Kuriniawan, menjadi salah satu agenda penting dalam Konferensi Cabang (Konfercab) II Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kabupaten Ketapang, Sabtu (28/6/2025).

Kegiatan yang digelar di Aula Gedung Bintang Sembilan PCNU Ketapang ini tidak hanya membahas isi buku, tetapi juga menjadi momentum refleksi akan pentingnya generasi muda mengenal sejarah daerahnya sendiri.

Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir, yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap peluncuran buku ini. Ia menilai buku tersebut sebagai langkah penting untuk meluruskan simpang siur sejarah Ketapang berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Pemerintah sangat berkepentingan agar generasi mendatang tidak buta sejarah. Lewat buku ini, kita berharap anak-anak lebih mengenal akar daerahnya,” ujar Jamhuri.

Ia juga mengusulkan agar buku ini dijadikan sebagai bahan ajar muatan lokal di sekolah-sekolah. Usulan ini mendapat respons positif dari perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang, Sri Rahayu Candrawati yang menyatakan pentingnya pendidikan sejarah lokal untuk menumbuhkan kecintaan terhadap daerah sejak dini.

“Kalau peserta didik tahu sejarah Ketapang, mereka akan lebih cinta daerahnya. Tugas kita sekarang adalah mendorong ini ke para pengambil kebijakan,” kata Sri Rahayu usai kegiatan.

Ketua panitia bedah buku, Tedi Wahyudin, menegaskan bahwa sejarah Tanah Kayong tidak boleh berhenti di lingkungan NU saja. Ia menyatakan komitmen Lakpesdam NU untuk mengawal agar buku ini bisa masuk ke kurikulum sekolah, terutama di tingkat SD dan SMP.

Sementara itu, Penulis buku, Agus Kuriniawan, menyampaikan harapannya agar buku tersebut menjadi bagian resmi dari pembelajaran di sekolah. Ia menilai bahwa mengenalkan sejarah lokal kepada generasi muda adalah bagian dari upaya menyambung kembali ingatan kolektif masyarakat yang mulai pudar.

“Saya berharap setelah ini ada langkah konkret dari para pemangku kepentingan agar buku ini bisa masuk ke ruang kelas,” kata Agus.

Bedah buku ini menjadi refleksi penting bahwa tanpa sejarah, sebuah daerah kehilangan arah. Ketapang, sebagai tanah yang kaya nilai budaya dan sejarah, patut dikenalkan sejak dini agar jejak masa lalu tetap hidup dalam ingatan generasi penerus. (Fauzi)


Penulis : M Fauzi
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar