7 Siswa SD di Kayong Utara Diduga Keracunan Usai Santap MBG

25 September 2025 17:25 WIB
Siswa SD Negeri 01 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara dirawat di Puskesmas karena mengalami mua, pusing hingga muntah usai santap MBG. (Istimewa)

KAYONG UTARA, insidepontianak.com – Kasus dugaan keracunan akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kalimantan Barat. Kali ini, insiden menimpa tujuh siswa SD Negeri 01 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, pada Kamis (25/9/2025).

Para siswa tersebut mengalami gejala mulai dari sakit perut, mual, muntah, pusing, hingga sesak napas setelah menyantap hidangan MBG. Mereka segera dilarikan ke Puskesmas Teluk Melano untuk mendapatkan perawatan medis.

“Awalnya tidak ada masalah, tapi setelah makan puding dan pelajaran dimulai, saya tiba-tiba sesak, seperti tidak bisa bernapas. Teman-teman juga merasakan hal yang sama,” ungkap salah seorang siswa.

Dokter Puskesmas Teluk Melano, Rahmadani Alfitra S, mengatakan ketujuh anak itu mengalami gangguan pada pencernaan. Namun, ia menegaskan pihak medis belum bisa memastikan penyebab utama gejala yang muncul.

“Kalau soal keracunan, kami belum bisa menyimpulkan. Penanganan dilakukan sesuai gejala klinis yang dialami pasien,” jelas Rahmadani.

Hingga pukul 14.30 WIB, seluruh siswa sudah mendapatkan perawatan. Lima di antaranya dipulangkan untuk rawat jalan, sementara dua lainnya masih dalam pemantauan intensif.

Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Jumadi, membenarkan insiden tersebut. Menurutnya, menu MBG pada hari kejadian terdiri dari ayam kecap, oseng kol, tempe goreng, dan puding.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara Puskesmas Melano, penyebabnya diduga dari puding yang sudah basi,” kata Jumadi.

Ia menambahkan, MBG di SD Negeri 01 Simpang Hilir disuplai dari dapur di Rantau Panjang. Kondisi para siswa kini relatif stabil dan sebagian besar telah diperbolehkan pulang.

Pasca-insiden ini, Jumadi meminta pihak sekolah segera melakukan musyawarah dengan wali murid untuk memperketat pengawasan makanan.

“Saran dari para orang tua, terutama untuk kelas 1 dan 2, mereka ingin bisa ikut memantau langsung makanan yang disajikan kepada anak-anak,” ujarnya.

Kasus ini menambah daftar panjang insiden dugaan keracunan dalam program MBG di Kalimantan Barat.***


Penulis : Fauzi
Editor : -

Leave a comment

huja

Berita Populer

Seputar Kalbar