Cegah Stunting, DP3KB Kubu Raya Dorong KB Jangka Panjang Demi 1000 Hari Pertama Kehidupan

9 Oktober 2025 15:49 WIB
Ilustrasi KB/IST

KUBU RAYA, insidepontianak.com – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berupaya menekan angka stunting dengan berbagai strategi lintas sektor.

Salah satunya melalui pelayanan program Keluarga Berencana (KB) metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang dinilai efektif membantu pengasuhan optimal pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.

Sebagaimana diketahui, angka stunting di Kubu Raya pada tahun 2024 meningkat, yakni 30,2 persen, setelah sebelumnya 25,4 persen di 2023.

Kepala DP3KB Kubu Raya, Dyah Tut Wuri Handayani mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan BKKBN, Puskesmas Pal IX, serta TNI telah memberikan pelayanan kepada 45 orang calon akseptor MKJP.

Di antaranya, memberikan IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim dan susu ataupun implan.

“Kami berterimakasih atas pihak yang terlibat dalam membantu memobilisasi masyarakat agar mau ikut program KB,” kata Dyah, Kamis (9/10/2025).

Menurut Dyah, program MKJP bukan sekadar mengatur jarak kehamilan, tetapi menjadi bagian penting dari upaya pencegahan stunting sejak dini. 

Dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang, ibu memiliki waktu cukup untuk fokus pada pengasuhan dan pemenuhan gizi anak selama dua tahun pertama kehidupannya.

“1000 hari pertama kehidupan, dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, adalah masa emas yang menentukan tumbuh kembang anak," jelasnya.

"Selama periode ini, tidak boleh ada kehamilan agar pengasuhan berjalan optimal,” tambahnya.

Di samping itu, kata Dyah, penggunaan MKJP seperti implan atau IUD efektif hingga tiga tahun, sehingga membantu menjarangkan kelahiran sekaligus memastikan pemenuhan gizi ibu dan anak berjalan baik.

“Kalau ibu bisa menjalani 1000 HPK dengan baik, otomatis stunting bisa dicegah," yakinnya.

Ia menekankan, bahwa mulai dari ibu hamil harus mendapat pendampingan, misalnya asupan gizi cukup, hingga pemeriksaan kehamilan rutin.

Tak hanya itu, DP3KB juga memastikan setiap ibu hamil mesti mendapatkan penyuluh KB dan petugas kesehatan. Karena, salah satu indikator yang diperhatikan, kata Dyah, adalah lingkar lengan atas minimal 23,5 cm.

Dan kadar HB di atas 12 gram per desiliter sebagai tanda ibu dalam kondisi gizi baik dan siap melahirkan bayi sehat.

“Ketika kondisi ibu optimal dan jarak kehamilan terencana, maka anak yang lahir akan lebih sehat dan terhindar dari risiko stunting,” tutupnya. (Greg)


Penulis : Gregorius
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar