Cerita SMK Negeri 2 Sungai Kakap: Sekolah Kejuruan di Kebun Sawit yang Belum Tersentuh Fasilitas Layak

15 Oktober 2025 14:29 WIB
Kondisi jembatan dan halaman upacara di SMK Negeri 2 Sungai Kakap, Desa Jeruju Besar, Kabupaten Kubu Raya. (insidepontianak.com/Greg)

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Mengenal Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK Negeri 2 Sungai Kakap, sebuah sekolah yang berdiri di tengah perkebunan kelapa di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. 

SMK ini merupakan bangunannya baru, dengan sketsa leter U. Dan sudah beroperasi kurang lebih dua tahun. Namun, bangunan baru itu tak menunjang kesiapan sekolah untuk beroperasi. 

Bagaimana tidak? Mulai dari jembatan akses penghubung ke sekolah masih menggunakan pondasi susunan dari kayu pohon kelapa yang sudah mulai rapuh hingga halaman upacara masih berupa tanah perkebunan, dengan beberapa pohon pisang tersusun di sana.

Kondisi ini diperparah dengan genangan air saat air pasang ataupun saat hujan deras. Kesiapan operasional sekolah pun menjadi pertanyaan besar. Kenapa sekolah dengan status bangunan baru harus beroperasi di tengah fasilitas masih belum memadai.

Sejumlah pertanyaan itu pun dijawab Wakil Kepala atau Waka Kurikulum SMKN 2 Sungai Kakap, Hamidi. Kata dia, jembatan dan lapangan upacara sudah sering diajukan di Dinas Pendidikan Kalimantan Barat tapi perbaikan itu belum selesau. Alasannya, belum memiliki anggaran.

Tercatat SMK Negeri 2 Sungai Kakap 'kebun sawit' bisa menampung setidaknya 400 siswa. Untuk saat ini hanya ada 83 siswa. Mereka mengambil jurusan Akuntansi dan Desain Komunikasi Visual (DKV).

"Kita tetap mengajar dengan optimal apapun kondisnya," kata Hamidi, Rabu (15/10/2025).

Dengan keterbatasan fasilitas sekolah yang belum sepenuhnya memadai. Proses ngajar mengajar masih berlangsung dengan aktif dan ceria. Terlihat kearaban antar siswa dan guru sangat harmonis saat praktik belajar dari jurusan DKV, misalnya.

Dengan kondisi sekolah ini, pihak sekolah berharap dapat menjadi atensi pemerintah untuk segera memperbaiki fasilitas, agar kegiatan belajar semakin kondusif.

"Setidaknya dapat menjadi atensi pemerintah, khususnya pemerintah provinsi yang menaungi sekolah," ungkapnya.

Dari SMKN 2 Sungai Kakap, yang notabanenya wilayah jauh dari perkotaan dapat dilihat bahwa pendidikan masih dalam daftar panjang pembangunan 'setengah matang' dari pemerintah.

Padahal, dalam setiap pidato, pemerintah selalu bicara tentang komitmen terhadap pendidikan berkualitas. Sayangnya, kualitas itu sering berhenti di spanduk dan baliho. Di lapangan, yang ada justru siswa belajar di sekolah yang masih setengah jadi. (Greg)


Penulis : Gregorius
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar