Mbalah Aswaja Unisma: Gus Baha Tekankan Akses Ilmu Agama yang Mudah dan Membumi

21 Agustus 2025 13:57 WIB
di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an – LP3IA, Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah/ist

MALANG, insidepontianak.com – Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Mbalah Aswaja bersama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an – LP3IA, Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Forum spiritual ini bertujuan memperkuat karakter Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dengan pendekatan Al-Qur’an dan hadis.

Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi Mistar, Ph.D., menegaskan kehadiran civitas akademika ke pesantren merupakan wujud penghormatan tradisi keilmuan.

“Santri itu sowan ke kiai. Kami hadir untuk ngaji dan memperkokoh karakter keaswajaan melalui Al-Qur’an dan hadis. Semoga majelis ini membawa ilmu yang manfaat dan barokah,” ujarnya.

Dalam tausiyahnya, Gus Baha menekankan pentingnya akses ilmu agama yang inklusif. “Ilmu agama harus mudah diakses dan tidak dibatasi birokrasi. Nabi selalu melayani umat secara langsung. Di kampus ada jalur struktural, di masyarakat jalur kultural. Keduanya harus saling menguatkan agar ilmu agama bisa dijangkau semua,” jelasnya.

Ia juga menyinggung persoalan fikih haji badal yang kerap disalahpahami. Menurutnya, amal ibadah sangat bergantung pada niat.

“Menghajikan orang yang semasa hidup tidak pernah berniat haji, tidak berarti mendapat pahala haji. Bisa jadi itu hanya urusan administratif waris. Yang utama adalah niat dan ikhtiar ketika masih hidup dan mampu,” terangnya.

Selain itu, Gus Baha menggarisbawahi pentingnya etika sosial dalam beragama, mulai dari pemisahan ruang privat dan publik, etika bertanya, hingga kepekaan terhadap kebutuhan keagamaan perempuan.

Baginya, pengelolaan ilmu Islam yang luwes, baik melalui lembaga pendidikan maupun majelis taklim, merupakan ciri khas Aswaja yang mengedepankan kemaslahatan.

Forum Mbalah Aswaja ini menjadi ruang refleksi bagi civitas akademika Unisma dan jamaah yang hadir.

“Kami datang untuk belajar dan berusaha menghadirkan ilmu yang membentuk karakter, bukan sekadar pengetahuan,” pungkas Prof. Junaidi. (*)


Penulis : M Fauzi
Editor : -

Leave a comment

huja

Berita Populer

Seputar Kalbar