Di Balik Kontroversi, Kiprah Presiden Soeharto Tetap Mengakar
PONTIANAK, insidepontianak.com – Nama Presiden Soeharto selalu muncul ketika bangsa ini berada di masa paling sulit: saat krisis, saat ideologi bertabrakan, saat negara terancam pecah.
Bagi banyak orang, termasuk Ketua DPD Golkar Kubu Raya, Andry, Soeharto adalah sosok yang menjaga Pancasila tetap menjadi pegangan bangsa.
“Kiprah Soeharto bukan sekadar cerita masa lalu. Tapi sosoknya layak dihormati dan diingat generasi hari ini,” ujarnya, Jumat (14/11).
Andry menjelaskan, di era Soeharto Indonesia kembali menjalankan Pemilu secara rutin. Stabilitas politik dibangun ulang. Keamanan negara dipulihkan. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur mulai ditata dari dasar.
“Termasuk program untuk meningkatkan hidup rakyat, dari pendidikan, kesehatan, pertanian sampai industrialisasi,” katanya.
Sehingga, stabilitas di masa itu hadir bukan hanya karena kebijakan ekonomi, tetapi juga karena sistem pemerintahan dan birokrasi yang tertata.
“Ekonomi nasional tumbuh konsisten selama puluhan tahun. Itu bukan hal kecil,” katanya.
Ia juga menyinggung kebijakan Pancasila sebagai ideologi tunggal yang sering diperdebatkan. Namun, kata Andry, tujuan utamanya tetap sama: menjaga persatuan.
“Bukan untuk membatasi kebebasan. Tapi agar arah pembangunan kita tidak melenceng,” ujarnya.
Andry lalu mencontohkan bagaimana negara lain memperlakukan pemimpin masa lalunya. Di Rusia, Lenin dan Stalin tetap dihormati sebagai perintis Uni Soviet.
Di Tiongkok, Mao dan Deng dipandang sebagai pembentuk negara modern. Di Amerika Serikat, tokoh seperti George Washington hingga Franklin D. Roosevelt tetap dipandang sebagai simbol negara, meski mereka juga punya kekurangan.
“Mereka semua tidak sempurna. Tapi bangsa besar tidak membuang sejarahnya. Mereka belajar dan menilai pemimpin secara adil,” kata Andry.
Ia menilai Indonesia perlu bersikap sama. Tidak emosional. Tidak terjebak pada perdebatan tanpa ujung.
“Soeharto menjaga Pancasila dan menyelamatkan Republik dari ancaman ideologi dan perpecahan,” tegas mantan Presiden Mahasiswa Universitas Panca Bhakti Pontianak itu.
Karena itu, Andry mengajak semua pihak untuk tidak melupakan sejarah.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Dan sejarah mencatat, pada masa paling genting, Jenderal Besar HM Soeharto berdiri sebagai penyelamat bangsa dan penegak Pancasila,” pungkasnya.***
Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : -

Leave a comment