Aksi Bupati Sujiwo Marahi Guru Bermasalah Secara Terbuka Viral, Pengamat Sebut Berlebihan dan Kurang Bijak

24 Juli 2025 16:44 WIB
Bupati Kubu Raya Sujiwo memarahi kepala sekolah merespons video seorang oknum guru yang memvideokan siswa tak membayar LKS dan diancam turun kelas. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com – Video Bupati Kubu Raya Sujiwo memarahi oknum guru bermasalah secara terbuka, viral di berbagai media sosial.

Sikap ini dilakukannya lantaran geram dengan ulah oknum guru tersebut, karena menurunkan kelas salah satu muridnya, akibat tak melunasi buku Lembar Kerja Siswa (LKS).

Emosi Sujiwo memuncak lantaran murid itu divideokan dengan kondisi menangis di kelas dan mengundang keprihatinan.

Sujiwo pun langsung datang membawa orang tua murid ke sekolah swasta yang berada di Sungai Kakap, Kubu Raya, pada Rabu (23/7/2025). Di momen inilah ia meluapkan kekesalannya dengan berapi-api.

"Jangan salahkan yang memviralkan, tapi yang memvideokan itu di mana mentalnya dan moralnya. Apalagi ini seorang pendidik,” ucap Sujiwo dengan nada tinggi di hadapan sejumlah guru sebagaimana video yang beredar.

“Saya mau tanya, benar atau tidak video itu? Bolehkah memvideokan seperti itu?" bentak Sujiwo dengan nada emosi di depan kepala sekolah.

Puncakanya, Sujiwo sempat meminta ajudan menghubungi Kapolres Kubu Raya untuk menindaklanjuti hal ini dengan nada emosi.

Kurang Bijak

Belakangan, sikap orang nomor satu di Kabupaten Kubu Raya itu menjadi sorotan. Memarahi guru bermasalah secara terbuka dianggap kurang bijak. Juga terkesan belebihan.

"Menurut saya berlebihan, alangkah eloknya kalau Bupati lebih melakukan pendekatan persuasif," kata pengamat pendidikan, Profesor Samion.

Bagi mantan Ketua PGRI Kalbar itu, menegur oknum guru bermasalah dengan keras boleh saja dilakukan. Supaya ada efek jera. Tapi, harus dengan cara-cara yang mengedepankan kebijaksanaan.

Apalagi kepala daerah, harus menjadi contoh dalam menyikapi setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarkat.

“Sebagai pemimpin harusnya jadi penengah. Dia harus mengayomi banyak pihak, termasuk guru yang bermasalah, mesti dibina dengan tidak melakukan intimidasi,” tegasnya.

Karenanya, bagi mantan Rektor IKIP Pontianak itu, pentingnya pemimpin yang bersikap arif dalam menyelesaikan berbagai persoalan, dan tak perlu mengiktui trend viral di media sosial untuk mencari simpati.

Menurutnya, jika memang ada kesalahan yang dilakukan oknum guru dan dianggap fatal, maka kepala derah mestinya hadir menyelesaikannya bijak sana. Bukan marah secara terbuka yang justru mempermalukan di muka umum.

"Tidak perlu marah-marah dan merendahkan harkat martabat guru, apalagi di depan umum dan diviralkan," kritiknya.

Samion mengingatkan, tugas pendidik adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bila ada oknum guru yang bermasalah, harus dibina. Di samping itu, harkat martabat guru secara umum harus dijaga.

"Kalau sudah tidak ada marwah guru, bagaimana dia mau mendidik lagi," ucapnya.

Berdampak Psikologis

Pengamat kebijakan publik Universitas Panca Bhati Pontianak, Herman Hofi Munawar, pun sependapat dengan Prof Samiun dalam merespons sikap Bupati Kubu Raya yang memarahi oknum guru bermasalah secara terbuka. Herman pun tak sepakat dengan cara itu.

"Ketika seorang kepala daerah dengan mudah memarahi guru di muka umum, apalagi sampai viral, ini secara langsung merusak wibawa guru di mata masyarakat, orang tua, dan terutama siswa," ujarnya.

Dampak psikologis pada guru yang bersangkutan pasca-dimarahi secara terbuka pun tidak bisa diabaikan.

“Ini juga dapat menumbuhkan rasa takut di kalangan pendidik lainnya," jelas Herman.

Karena itu, ia menyarankan, ke depan agar kepala derah seharusnya menggunakan saluran komunikasi yang tepat, seperti pertemuan tertutup, mediasi, atau melalui dinas terkait untuk menyampaikan kritik atau menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

"Pendekatan yang bijak dan beretika akan lebih efektif daripada menciptakan kegaduhan publik yang tidak produktif," pungkasnya.***


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : -

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar