Krisantus Desak Proses Hukum WNA China yang Serang Prajurit TNI, Harus Ditindak Tegas!

16 Desember 2025 16:19 WIB
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan/ist

PONTIANAK, insidepontianak.com – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, menyoroti serius peristiwa penyerangan terhadap prajurit TNI Batalyon Zipur 6/SD di Kabupaten Ketapang yang dilakukan Warga Negara Asing (WNA) asal China.

WNA yang terlibat penyerangan itu kini telah diamankan oleh pihak Imigrasi untuk menjalani proses hukum.  Krisantus mengecam keras tindakan para WNA itu.

“Harus ditindak tegas. Tidak ada toleransi. Harus ada tindakan nyata,” tegas Krisantus, Selasa (16/12/2025).

Ia menekankan, TNI adalah penjaga kedaulatan negara dan simbol kewibawaan bangsa. Karena itu, marwah TNI harus dijaga dan dilindungi.

“Saya minta aparat penegak hukum bertindak tegas. Tidak boleh ada toleransi sedikit pun,” ujarnya lagi.

Sebagai Wakil Gubernur, Krisantus memastikan akan turun langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan, Imigrasi, serta Pemerintah Kabupaten Ketapang. Langkah itu dilakukan untuk membentuk tim investigasi bersama.

“Saya akan meminta seluruh pihak terkait memeriksa kasus ini secara jelas dan menyeluruh,” katanya.

Menurut Krisantus, insiden penyerangan ini menjadi alarm serius. Setiap WNA yang bekerja di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat, harus diperiksa kelayakan dan kepatuhannya terhadap aturan.

“Langkah-langkah tegas akan kami lakukan agar kejadian serupa tidak terulang dan menjadi peringatan bagi seluruh WNA yang masuk ke Kalbar,” tutupnya.

Seperti diketahui, penyerangan terjadi pada Minggu (14/12/2025). Saat prajurit TNI tengah melaksanakan latihan.

Di tengah kegiatan itu, muncul drone tak dikenal yang terbang di area latihan militer. Petugas keamanan PT SRM yang melihat kejadian tersebut langsung melapor kepada prajurit TNI.

Menindaklanjuti laporan itu, empat prajurit Zipur 6/SD bergerak menuju lokasi dan menemukan empat WNA yang mengendalikan drone.

Situasi kemudian memanas. Saat prajurit meminta keterangan, sebelas WNA lainnya tiba-tiba muncul dan melakukan penyerangan secara agresif.

Mereka menggunakan senjata tajam, airsoft gun, dan satu unit alat setrum. Menghadapi kondisi yang tidak seimbang dan berisiko tinggi, prajurit TNI mengambil langkah taktis dengan menghindari eskalasi konflik.

Mereka mundur secara terukur ke area perusahaan sambil melaporkan kejadian tersebut ke komando atas.

Tak berselang lama, seluruh WNA yang terlibat penyerangan diamankan oleh Imigrasi Ketapang untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Hingga kini, Kodam XII/Tanjungpura masih melakukan penyelidikan mendalam, termasuk mendalami motif penyerangan dan tujuan penerbangan drone di area latihan militer.***


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment

ok

Berita Populer

Seputar Kalbar