Berantas Rokok Ilegal, Bea Cukai Badau Sita 578 Ribu Rokok Ilegal

KAPUAS HULU, insidepontianak.com - Bea Cukai Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, menyita 578 ribu rokok ilegal dari penindakan Satgas Pemberantasan Rokok Ilegal dalam Operasi Gurita di wilayah Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu.
Kepala Bea Cukai Nanga Badau, Henry Imanuel Sinuraya mengatakan dari jumlah tersebut kerugian negara mencapai Rp555 juta. Meskipun begitu, diperoleh juga pendapatan negara sebesar Rp510 juta dari hasil sanksi administratif yang dilakukan.
"Tidak hanya dilakukan penyitaan, Satgas juga memberikan sanksi administratif berupa denda bagi toko yang menjual rokok ilegal tersebut," kata Henry Imanuel Sinuraya, di Putussibau, Selasa (19/08/2025).
Henry menjelaskan ratusan barang rokok ilegal tersebut merupakan hasil Operasi Gurita Bea Cukai Nanga Badau yang melibatkan tim gabungan terkait lainnya.
Henry menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menjaga kedaulatan fiskal dan melindungi masyarakat melalui penegakan hukum terhadap barang kena cukai (BKC) ilegal, terutama rokok ilegal.
"Kami bersama pihak terkait seperti TNI dan Polri akan terus melakukan pemberantasan peredaran rokok ilegal," katanya.
Kapolsek Badau AKP Suriyanto mengapresiasi upaya yang dilakukan Bea Cukai Badau dalam pemberantasan rokok ilegal.
Dia meminta agar Operasi Gurita dengan melibatkan Tim gabungan perlu dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka penindakan serta memberikan edukasi kepada masyarakat.
Sebagai informasi, rokok ilegal saat ini marak beredar di wilayah Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu, rokok tersebut ada yang berasal dari Negara Malaysia dan juga produk Indonesia, selain tidak membayar cukai sama sekali, ada juga rokok membayar cukai tidak sesuai.
Salah satu warga Kota Putussibau, Ahmad Jayadi, meminta bahwa penertiban atau pemberantasan rokok ilegal mesti dilaksanakan secara rutin, sebab selain merugikan negara, juga memberikan efek jera bagi para pengedar dan penjual rokok ilegal yang menaikan harga rokok sesuka hati.
"Sudahlah rokok itu ilegal tapi harganya mahal, perlu ada efek jerak," pinta Ahmad Jayadi. (*)
Penulis : Teofilusianto Timotius
Editor : Wati Susilawati
Tags :

Leave a comment