Daya Beli Turun, Pengusaha Thrifting di Sambas Keluhkan Penjualan Makin Berat

SAMBAS, insidepontianak.com – Pengusaha thrifting di Sambas menghadapi tantangan besar, yakni penurunan daya beli masyarakat. Akibatnya, penjualan menurun di tengah persaingan yang makin memperparah kondisi pasar.
Wibowo, pemilik usaha Dethrifts di Sambas, mengatakan bahwa untuk menghadapi tantangan tersebut, ia memilih bertahan dengan konsep bisnis berbasis nilai.
Menurutnya, thrifting bukan sekadar transaksi jual beli, melainkan hobi dan passion bagi banyak orang.
“Tidak mudah melawan arus perang harga, tetapi kami percaya thrifting punya tempat istimewa. Ada yang mengoleksi barang mewah, item unik atau antik, bahkan koleksi bergaya imut. Semua punya nilai tersendiri di mata penggemarnya,” ujarnya.
Wibowo menilai, secara ekonomi thrifting masih menjanjikan. Selain harganya yang relatif terjangkau dibanding produk baru, thrifting juga menjadi solusi ramah lingkungan untuk menekan laju industri fast fashion yang memicu limbah tekstil.
“Stigma bahwa thrifting akan menggeser brand lokal itu keliru. Justru pelanggan kami sering bilang, brand lokal dan thrifting bisa berjalan berdampingan,” tambahnya.
Tak hanya menjual barang, Dethrifts juga mengajak masyarakat membangun ekosistem thrifting. Mereka membuka paket usaha bagi pemula hingga pelaku berpengalaman, lengkap dengan tools Excel untuk manajemen bisnis, agar mitra dapat mengelola usahanya secara terukur dan profesional.
Dengan strategi berfokus pada nilai, keberlanjutan, dan kolaborasi, Wibowo optimistis thrifting akan terus berkembang di tengah perubahan zaman.
Sementara itu, Sesil, salah satu penggemar thrifting di Sambas, mengaku lebih suka berburu barang preloved dibanding membeli baju baru.
“Kalau thrifting itu bahannya bagus dan lebih murah. Kadang bisa dapat barang branded dengan harga terjangkau,” katanya.
Ia menambahkan, sensasi menemukan barang unik yang jarang dimiliki orang lain menjadi daya tarik tersendiri.
“Di Sambas banyak tempat lelong. Saya biasanya nggak cuma nyari di satu, kadang ke pasar, kadang ke store-store thrifting,” ujarnya. (*)
Penulis : Antonia Sentia
Editor : Wati Susilawati
Tags :

Leave a comment