Program MBG di Sanggau Amburadul, Korwil Dianggap Jalan Sendiri, Koordinasi Buruk!

25 September 2025 12:02 WIB
Rapat evaluasi pelaksanaan MBG dipimpin Wakil Bupati Sanggau, Susana Herpena. (Insidepontianak.com/Ansar)

SANGGAU, insidepontianak.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sanggau kacau. Koordinator Wilayah (Korwil) dianggap berjalan sendiri tanpa melibatkan pemerintah daerah, sehingga Pemkab kehilangan data untuk mengawal program.

Keluhan atas buruknya koordinasi mencuat dalam rapat Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG Kabupaten Sanggau, Rabu (24/9/2025).

Rapat yang dipimpin Wakil Bupati sekaligus Ketua Satgas, Susana Herpena, dihadiri Korwil MBG Sanggau Alvin, para kepala OPD, serta perwakilan TNI-Polri.

Di forum itu, sejumlah kepala OPD terang-terangan mengaku tak pernah dilibatkan dalam pelaksanaan MBG.

Mereka bahkan menyebut Korwil menutup akses data, mulai dari jumlah dapur yang dibangun, sekolah sasaran, hingga penerima manfaat.

Wabup Susana menyatakan, Pemkab sulit mengawal jalannya program tanpa transparansi data dari Korwil MBG.

“Koordinasi ini sangat penting. Data juga harus jelas. Bagaimana kita bisa mendukung penuh kalau informasi tidak pernah disampaikan?” tegasnya.

Ia mengingatkan, meski MBG merupakan program nasional yang digawangi Badan Gizi Nasional (BGN), pelaksanaannya di daerah tetap wajib menggandeng pemerintah kabupaten.

“Data dan komunikasi itu krusial. Jangan sampai program yang baik, justru gagal hanya karena koordinasi yang lemah,” tambahnya.

Menanggapi kritik keras itu, Korwil MBG Sanggau, Alvin, berjanji akan memperbaiki komunikasi.

“Harapannya ke depan bisa lebih sinergis dan harmonis,” katanya.

Saat ini, tercatat ada enam dapur MBG di Sanggau yang dikelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Dapur itu tersebar di Kecamatan Kapuas (2 unit), Sekayam (2 unit), Parindu (1 unit), dan Tayan Hilir (1 unit).

Namun, lemahnya koordinasi membuat Pemkab tak bisa memastikan efektivitas maupun standar kualitas makanan yang didistribusikan.

Masalah itu makin nyata ketika enam siswa MIS Al-Waedah, Kecamatan Sekayam, mengalami sakit perut hingga muntah-muntah usai menyantap makanan MBG.

“Begitu ada yang keracunan, makanan saya langsung hentikan. Saya minta anak-anak jangan dimakan dulu,” kata Kepala Sekolah, Andika, kepada Insidepontianak.com.

Keenam siswa tersebut dilarikan ke Puskesmas Balai Karangan. Setelah dua jam perawatan, mereka berangsur membaik dan akhirnya dipulangkan. Akibat kejadian itu, distribusi MBG untuk MIS Al-Waedah dihentikan sementara tanpa batas waktu yang jelas.

Insiden keracunan ini mempertegas dua persoalan besar MBG di Sanggau: koordinasi yang lemah dan pengawasan mutu yang rapuh.

Tanpa perbaikan segera, program strategis nasional yang seharusnya menjamin gizi anak sekolah justru terancam kehilangan kepercayaan publik.***


Penulis : Ansar
Editor : -

Leave a comment

huja

Berita Populer

Seputar Kalbar