Ginting Ungkap Capaian Kabupaten Sanggau di Bidang Kesehatan, Sejumlah Indikator Menunjukan Angka Positif
SANGGAU, insidepontianak.com -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting mengungkap sejumlah capaian di bidang kesehatan. Mulai dari umur harapan hidup, stunting, angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sanggau menunjukan angka yang positif.
Untuk umur harapan hidup masyarakat Kabupaten Sanggau mencapai angka 71,91 tahun di tahun 2024. Angka tersebut di atas rata-rata provinsi Kalimantan Barat yang mencapai angka 71,55 tahun.
“Usia harapan hidup kita di atas rata-rata provinsi Kalbar, 71,91 tahun," kata kepada insidepontianak.com, Senin (17/11/2025) pagi.
Ia menjelaskan bahwa angka harapan hidup tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan hasil dari beragam program kesehatan yang terintegrasi.
Selanjutnya, pada tahun 2024 angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Sanggau tercatat sebanyak 14 kasus, setara dengan 155 kematian per 100 ribu kelahiran hidup (KH) dengan target nasional 183 kematian per 100 ribu KH.
Sedangkan untuk tahun 2025 AKI di Kabupaten Sanggau sampai dengan Oktober tercatat sebanyak 7 kasus atau setara dengan 78,79 kematian per 100 ribu KH dengan target nasional 122 kematian per 100 ribu KH.
Sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Sanggau, pada tahun 2024 AKB tercatat sebanyak 56 kasus atau setara dengan 6,22 kematian per seribu KH dengan target nasional 16 kematian per seribu KH.
"Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi berdasarkan data kita angka masih di atas rata-rata nasional," kata Ginting
Selain itu, untuk angka stunting walaupun masih tinggi di atas 21,33 persen tapi dibandingkan dengan 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Barat, Kabupaten Sanggau masih cukup baik, dengan peringkat tiga terbaik.
"Jadi sebetulnya sudah ada beberapa indikator kesehatan yang sudah bagus," ucapnya.
Meski demikian, diakuinya ada beberapa indikator kesehatan yang masih harus ditingkatkan, seperti Tuberkulosis (TBC), program cek kesehatan gratis. Termasuk stunting. Meski menurun, Ginting mengaku masih belum mencapai target nasional.
Untuk itu, Ia mendorong seluruh pihak khsususnya di satuan pelayanan kesehatan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja tahun 2025. Evaluasi tersebut dinilai penting demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada tahun 2026.
“Saya meminta seluruh satuan pelayanan kesehatan, mulai jajaran Dinas Kesehatan hingga puskesmas, untuk melakukan evaluasi kinerja tahun sebelumnya secara mendalam. Ini sebagai acuan perbaikan agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik,” tegasnya. (*)
Penulis : Ansar
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment